Perpustakaan Nasional Indonesia Di Masa Pandemi COVID 19

Masih dalam edisi karantina wilayah dan pembatasan pergerakan ini mulai mencari tempat baru untuk dikunjungi dan akhirnya memutuskan pergi ke Perpustakaan Nasional. Tentunya karena masih masa pandemi jadi perlu melihat detailnya seperti apa untuk pergi ke perpusnas ( perpustakaan nasional ) seperti jam kunjungan dan tata cara kunjungan.

Registrasi Kunjungan Online

Sebelum datang ke perpusnas untuk saat ini pastikan untuk melakukan registrasi kunjungan karena ada jumlah maksimal batas pengunjung tiap hari. Pendaftaran bisa dilakukan melalui tautan berikut untuk kunjungan perpusnas. Jangan lupa siapkan kartu tanda pengenal (seperti KTP ya ) karena akan diperlukan untuk registrasi. Pendaftaran dibuka setiap hari jam 5.00 WIB ( GMT+7) siap – siap deh ini daftar pagi-pagi dari pengalaman saat aku coba daftar di sekitar jam 8 pagi kuota sudah habis. 😦 akhirnya dapet kuota lagi setelah coba daftar di hari lain di sekitar jam 6.00 WIB. Setelah selesai registrasi saran aku langsung download dan buat backup screen capturenya karena nanti akan ada QR code yang discan di beberapa tempat saat kunjungan.

Registrasi Sebagai Anggota Perpustakaan

Ok, tadi di bagian pertama adalah registrasi supaya bisa berkunjung masuk ke perpusnas kalau sekarang ini adalah bagian untuk mendaftar jadi anggota perpustakaan. Highly recommended! silakan daftar online di tautan ini. Beberapa manfaat keanggotaan adalah untuk peminjaman buku dan untuk akses masuk ke beberapa bagian di dalam perpusnas. Catatan jangan lupa untuk isi alamat email ya (meskipun data tersebut tidak wajib diisi ) saat pendaftaran keanggotan karena ini akan digunakan untuk reset password kalau nanti lupa. belajar dari pengalaman saya soalnya baru selesai daftar terus nggak bisa masuk karena tidak memasukkan email jadi mau tidak mau harus datang ke lokasi.

Kunjungan di Perpustakaan Nasional

Setelah selesai registrasi untuk kunjungan kita bisa datang bebas kapanpun sesuai dengan jam buka perpustakaan. Di lobi nanti akan ada jalur antrian dan untuk scan QR code yang diberikan saat registrasi. Melewati pintu depan kita akan dibawa masuk ke semacam anjungan dengan beberapa penjelasan dan pameran terkait dengan aksara, media penulisan, dan membaca. Cukup menarik tapi bagian ini bisa langsung dilewati jika tidak memiliki cukup banyak waktu. Keluar dari bagian pertama ini barulah nanti akan bertemu dengan gedung baru perpustakaan nasional.

Di bagian pintu masuk gedung utama ada area tempat duduk yang bisa digunakan. Area ini di luar ruangan mungkin bisa dijadikan pilihan untuk yang lebih nyaman berada di luar ruangan terutama di masa pandemi. Di sebelah kiri pintu masuk ada bagian khusus untuk mengembalikan buku. Masuk melalui pintu utama kita akan langsung disambut dengan arsitektur yang cukup menarik dengan rak pajangan buku yanng menjulang bertingkat – tingkat ke atas. Di sini lah perjalanan di mulai.

Penitipan Barang / Ruang Loker

Jadi jika ingin berkunjung dan memasuki area perpustakaan untuk membaca buku barang bawaan kita perlu dititipkan di lantai dasar. Dari pintu masuk gedung utama nanti bisa ke bagian informasi di sebelah kanan. Pengunjung bisa mendapatkan kunci loker dan ada tas tembus pandang yang dipinjamkan untuk menaruh barang bawaan. Tidak ada biaya untuk peminjaman loker dan tas.

Mencetak kartu perpustakaan

Setelah saya memasukkan barang bawaan ke loker saya langsung menuju ke lantai 2 yaitu untuk bantuan akun keanggotaan perpusnas dan untuk mencetak kartu keanggotan. Layanan ini terbatas ya saat saya datang kalau tidak salah hanya 300 orang maksimal per hari jadi kalau ada perlu sebaiknya datang di pagi hari. Pada saat datang ambil nomor antrian dengan memasukkan informasi keanggotaan online bisa dengan menggunakan nama lengkap, NIK, ataupun nomor anggota. Begitu mendapatkan nomor antrian tinggal tunggu giliran sampai dipanggil. Prosesnya cukup cepat untuk saya hanya beberapa menit untuk bantuan reset password dan pencetakan kartu nanti akan difoto langsung di tempat dan kartu fisik pun akan langsung jadi.

Tempat Umum, Ruang Multimedia, dan Koleksi Buku

Selesai mendapatkan kartu saya langsung menuju ke lantai 22 untuk melihat koleksi buku yang dimiliki di perpusnas. Koleksi buku terbuka ada di dua lantai, yaitu lantai 21 – 22 namun lokasi masuk adalah di lantai 22 dan lokasi keluar ada di lantai 21. Di lantai 22 nanti QR code yang didapatkan saat mendaftar kunjungan akan kembali discan. Secara koleksi sebenarnya cukup banyak namun mungkin memang bukan untuk tujuan rekreasi karena kalau saya lihat lebih banyak untuk buku referensi. Ada komputer yang disediakan dan dapat digunakan untuk melakukan pencarian buku. Di lantai 21 dan 22 juga disediakan meja dan kursi yang bisa digunakan. Di lantai ini juga saya menyadari satu hal ada box hitam yang berjalan di bagian langit-langit. Oh wow.. ini adalah kotak yang sama yang saya lihat di lantai dasar sebelum pintu masuk untuk pengembalian buku. Saya tidak bertanya untuk memastikan, tapi sepertinya box ini berfungsi untuk melakukan pengantaran buku. it’s quite cool. Saat sudah selesai bisa keluar melalui lantai 21, jangan lupa scan lagi QR code untuk keluar.

Tidak menemukan buku yang saya cari, saya pikir lebih baik menggunakan waktu ini untuk melakukan hal lain. Akhirnya saya pergi ke lantai 19 bagian multimedia. Lantai 19 hanya bisa diakses oleh anggota perpusnas, jangan lupa daftar online dan cetak kartu ya di lantai 2. Saat memasuki lantai 19 kartu keanggotaan akan discan. Setelah itu kita bisa memilih apakah ingin menggunakan komputer yang disediakan oleh Perpusnas atau tidak. Saat kunjungan saya membawa komputer pribadi sehingga memilih untuk menggunakan area kerja dengan meja dan kursi saja. Sebagai catatan, di Perpusnas tersedia layanan wifi gratis dan bisa diakses oleh seluruh pengunjung. Bisa ke bagian informasi ya untuk mendapatkan infonya. Di lantai 19 juga tersedia stop kontak di beberapa titik jika perlu melakukan pengisian daya perangkat elektronik yang digunakan.

Saya menggunakan ruangan di lantai 19 sampai sekitar pukul 1 siang. Berharap kantin sudah lebih sepi saya pergi ke Lantai 4, namun harapan tinggal harapan. Lantai 4 masih ramai. Saya masih merasa tidak nyaman untuk melepaskan masker saat ada banyak orang akhirnya saya memilih untuk kembali ke lantai dasar di bagian pojok ada kafe yang saya sempat lihat saat datang pagi hari.

Kali ini untuk turun ke lantai dasar saya memilih untuk menggunakan eksalator dibandingkan elevator. Sepanjang jalan turun setiap lantai memiliki peruntukan yang berbeda-beda. Rasanya agak asing mungkin karena memang saya bukan targetnya. Anyway, akhirnya sampai di lantai 1. Saya memilih untuk mengambil barang di loker terlebih dahulu baru ke kafe. Pilihan memang tidak terlalu banyak tapi setidaknya tidak ramai dan bisa pilih untuk pesan makan di luar ruangan.

Setelah semua selesai dan akan pulang, saya menempuh jalur yang sama dengan jalur masuk, keluar dari gedung baru dan memasuki gedung lama tempat pameran, baru benar – benar keluar ke lobi depan. Pada saat keluar jangan lupa untuk melakukan scan ulang QR code pengunjung dan selesai sudah kunjungan kali ini. 🙂

Sedikit catatan, pada saat saya ke sana pagi hari sekitar jam 8.30 WIB diputarkan lagu Indonesia Raya. Anda dipersilahkan berdiri ya.

Wish you were there.

Cheers!

Triana Mustika Rukmi